
Javajazz 2009 di Senayan baru-baru ini sungguh di luar dugaanku. Ada jazz campuran antara alat-alat musik trompet, dram elektris, gong, seruling dan diperindah alunan suara dua pesinden yang bergantian melengking begitu merdu. Yang di panggung lain jazz "asli" barat berorkestra lengkap. Penyanyinya soprano kulithitam yang lantang diantar oleh empat cewek kulithitam juga. Lagu-lagu terkenal dibawakan. Para penonton yang berdiri di depan panggung ikut meliuk-liukkan badan sebagai tanda ikut merasakan enaknya ayunan musik jazz. Yang paling kusuka adalah di panggung lain di mana Isao Susuki sebagai musikus bas besar, kawan-kawannya yang lebih muda memainkan piano, trompet, sazopon serta dram. Keunikan Isao Susuki adalah usianya, 76 tahun, berbusana seperti resi, berjubah hitam dengan hem hijau di dalamnya, bercincin berlian segiempat yang berkilau-kilau, Isao seperti guru bagi kawan-kawannya yang lebih muda. Jari-jari tangan Isao walau sudah sepuh namun masih perkasa membetot dawai-dawai bas yang ukurannya jauh lebih besar dari dirinya. O, aku segera menyalaminya setelah selesai berpentas. Aku senang dia begitu ramah dan menuliskan namanya di lembaran kertas yang kusodorkan. Jkt, maret 2009 (Rahmat Ali).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar